PERGERAKAN KEBANGSAAN DI INDONESIA
MAKALAH
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata pelajara Sejarah
Disusun Oleh
K E
M E N T E R I A N A G A M A
M A
D R A S A H A L I Y A H N E G E R
I 4 M A R T A P U R A
T A
H U N P E L A J A R A N 2 0 1 3 – 2 0 1 4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perasaan
akan timbulnya nasionalisme bangsa Indonesia telah tumbuh sejak lama, bukan
secara tiba-tiba. Nasionalisme tersebut masih bersifat kedaerahan, belum
bersifat nasional.Nasionalisme yang bersifat menyeluruh dan meliputi semua
wilayah Nusantara baru muncul sekitar awal abad XX.Lahirnya nasionalisme bangsa
Indonesia didorong oleh dua faktor, baik faktor intern maupun faktor ekstern.
1. Faktor Intern
a.
Sejarah Masa Lampau yang
GemilangIndonesia sebagai bangsa telah mengalami zaman nasional pada masa
kebesaran Majapahit dan Sriwijaya. Kedua kerajaan tersebut, terutama Majapahit
memainkan peranan sebagai negara nasional yang wilayahnya meliputi hampir
seluruh Nusantara. Kebesaran ini membawa pikiran dan angan-angan bangsa
Indonesia untuk senantiasa dapat menikmati kebesaran itu. Hal ini dapat
menggugah perasaan nasionalisme golongan terpelajar pada dekade awal abad XX.
b. Penderitaan Rakyat Akibat
Penjajah. Bangsa Indonesia mengalami masa penjajahan yang panjang dan
menyakitkan sejak masa Portugis. Politik devide et impera, monopoli
perdagangan, sistem tanam paksa, dan kerja rodi merupakan bencana bagi rakyat
Indonesia. Penderitaan itu menjadikan rakyat Indonesia muncul kesadaran
nasionalnya dan mulai memahami perlunya menggalang persatuan. Atas prakarsa
para kaum intelektual, persatuan itu dapat diwujudkan dalam bentuk perjuangan
yang bersifat modern. Perjuangan tidak lagi menggunakan kekuatan senjata tetapi
dengan menggunakan organisasi-organisasi pemuda.
c.
Pengaruh Perkembangan
Pendidikan Barat di Indonesia. Perkembangan sistem pendidikan pada masa Hindia
Belanda tidak dapat dipisahkan dari politik etis. Ini berarti bahwa terjadinya
perubahan di negeri jajahan (Indonesia) banyak dipengaruhi oleh keadaan yang
terjadi di negeri Belanda. Tekanan datang dari Partai Sosial Demokrat yang di
dalamnya ada van Deventer. Pada tahun 1899, Mr. Courad Theodore van Deventer
melancarkan kritikan-kritikan yang tajam terhadap pemerintah penjajahan
Belanda. Kritikan itu ditulis dan dimuat dalam jurnal Belanda, de Gids dengan
judul Een eereschuld yang berarti hutang budi atau hutang kehormatan. Dalam
tulisan tersebut dijelaskan bahwa kekosongan kas negeri Belanda telah dapat
diisi kembali berkat pengorbanan orang-orang Indonesia. Oleh karena itu,
Belanda telah berhutang budi kepada rakyat Indonesia. Untuk itu harus dibayar
dengan peningkatan kesejahteraan melalui gagasannya yang dikenal dengan Trilogi
van Deventer.
d. Pengaruh Perkembangan
Pendidikan Islam di Indonesia. Perkembangan pendidikan di Indonesia juga banyak
diwarnai oleh pendidikan yang dikelola umat Islam. Ada tiga macam jenis
pendidikan Islam di Indonesia yaitu pendidikan di surau atau langgar,
pesantren, dan madrasah. Walaupun dasar pendidikan dan pengajarannya
berlandaskan ilmu pengetahuan agama Islam, mata pelajaran umum lainnya juga
mulai disentuh. Usaha pemerintah kolonial Belanda untuk memecah belah dan
Kristenisasi tidak mampu meruntuhkan moral dan iman para santri. Tokoh-tokoh
pergerakan nasional dan pejuang muslim pun bermunculan dari lingkungan ini.
Banyak dari mereka menjadi penggerak dan tulang punggung perjuangan
kemerdekaan. Rakyat Indonesia yang mayoritas adalah kaum muslim ternyata
merupakan salah satu unsur penting untuk menumbuhkan semangat nasionalisme
Indonesia. Para pemimpin nasional yang bercorak Islam akan sangat mudah untuk
memobilisasi kekuatan Islam dalam membangun kekuatan bangsa.
e.
Pengaruh Perkembangan
Pendidikan Kebangsaan di Indonesia. Berkembangnya sistem pendidikan Barat
melahirkan golongan terpelajar. Adanya diskriminasi dalam pendidikan kolonial
dan tidak adanya kesempatan bagi penduduk pribumi untuk mengenyam pendidikan,
mendorong kaum terpelajar untuk mendirikan sekolah untuk kaum pribumi. Sekolah
ini juga dikenal sebagai sekolah kebangsaan sebab bertujuan untuk menanamkan
rasa nasionalisme di kalangan rakyat dan mencetak generasi penerus yang
terpelajar dan sadar akan nasib bangsanya. Selain itu sekolah tersebut terbuka
bagi semua masyarakat pribumi dan tidak membedakan dari kalangan mana pun.
Tokoh-tokoh pribumi yang mendirikan sekolah kebangsaan antara lain Ki Hajar
Dewantara mendirikan Taman Siswa, Douwes Dekker mendirikan Ksatrian School, dan
Moh. Syafei mendirikan perguruan Indonesische Nederlandsche School Kayu Tanam
(INS Kayu Tanam).
f.
Dominasi Ekonomi Kaum Cina di
Indonesia. Kaum pedagang keturunan nonpribumi, khususnya kaum pedagang Cina
semakin membuat kesal para pedagang pribumi. Puncak kekesalan kaum pedagang
pribumi terjadi ketika keturunan Cina mendirikan perguruan sendiri yakni
Tionghoa Hwee Kwan pada tahun 1901. Kekesalan tersebut diciptakan oleh Belanda
untuk menimbulkan rasa iri hati rakyat Indonesia kepada keturunan Cina. Cina
diberi kesempatan untuk menguasai bisnis eceran, pertokoan, dan menjadi
kolektor pajak dari pemerintah Belanda. Akibatnya kaum Cina menjadi lebih
agresif. Peristiwa itu membangkitkan persatuan yang kokoh di antara sesama
pedagang pribumi untuk menghadapi secara bersama pengaruh dari pedagang Cina.
g. Peranan Bahasa Melayu. Di samping
mayoritas beragama Islam, bangsa Indonesia juga memiliki bahasa pergaulan umum
(Lingua Franca) yakni bahasa Melayu. Dalam perkembangannya, bahasa Melayu
berubah menjadi bahasa persatuan nasional Indonesia. Dengan posisi sebagai bahasa
pergaulan, bahasa Melayu menjadi sarana penting untuk menyosialisasikan
semangat kebangsaan dan nasionalisme ke seluruh pelosok Indonesia.\
h. Istilah Indonesia sebagai Identitas
Nasional. Istilah ‘Indonesia‘ berasal dari kata India (bahasa Latin untuk
Hindia) dan kata nesos (bahasa Yunani untuk kepulauan), sehingga kata Indonesia
berarti Kepulauan Hindia. Istilah Indonesia, Indonesisch dan Indonesier makin
tersebar luas pemakaiannya setelah banyak dipakai oleh kalangan ilmuwan seperti
G.R. Logan, Adolf Bastian, van Vollen Hoven, Snouck Hurgronje, dan lain-lain.\
2. Faktor Ekstern
a.
Kemenangan Jepang atas Rusia. Selama
ini sudah menjadi suatu anggapan umum jika keperkasaan Eropa (bangsa kulit
putih) menjadi simbol superioritas atas bangsa-bangsa lain dari kelompok kulit
berwarna. Hal itu ternyata bukan suatu kenyataan sejarah. Perjalanan sejarah
dunia menunjukkan bahwa ketika pada tahun 1904-1905 terjadi peperangan antara
Jepang melawan Rusia, ternyata yang keluar sebagai pemenang dalam peperangan
itu adalah Jepang. Hal ini memberikan semangat juang terhadap para pelopor
pergerakan nasional di Indonesia.
b. Partai Kongres India. Dalam
melawan Inggris di India, kaum pergerakan nasional di India membentuk All India
National Congress (Partai Kongres India), atas inisiatif seorang Inggris Allan
Octavian Hume pada tahun 1885. Di bawah kepemimpinan Mahatma Gandhi, partai ini
kemudian menetapkan garis perjuangan yang meliputi Swadesi, Ahimsa, Satyagraha,
dan Hartal. Keempat ajaran Ghandi ini, terutama Satyagraha mengandung makna
yang memberi banyak inspirasi terhadap perjuangan di Indonesia.
c.
Filiphina dibawah Jose Rizal.
Filipina merupakan jajahan Spanyol yang berlangsung sejak 1571 – 1898. Dalam
perjalanan sejarah Filipina muncul sosok tokoh yang bernama Jose Rizal yang
merintis pergerakan nasional dengan mendirikan Liga Filipina. Pada tahun 1892
Jose Rizal melakukan perlawanan bawah tanah terhadap penindasan Spanyol. Tujuan
yang ingin dicapai adalah bagaimana membangkitkan nasionalisme Filipina dalam
menghadapi penjajahan Spanyol. Dalam perjuangannya Jose Rizal dihukum mati pada
tanggal 30 Desember 1896, setelah gagal dalam pemberontakan Katipunan. Sikap
patriotisme dan nasionalisme yang ditunjukkan Jose Rizal membangkitkan semangat
rela berkorban dan cinta tanah air bagi para cendekiawan di Indonesia.
d. Gerakan Nasionalisme Cina.
Dinasti Manchu (Dinasti Ching) memerintah di Cina sejak tahun 1644 sampai 1912.
Dinasti ini dianggap dinasti asing oleh bangsa Cina karena dinasti ini bukan
keturunan bangsa Cina. Masuknya pengaruh Barat menyebabkan munculnya gerakan
rakyat yang menuduh bahwa Dinasti Manchu sudah lemah dan bekerja sama dengan
imperialis Barat. Oleh karena itu muncul gerakan rakyat Cina untuk menentang
penguasa asing yaitu para imperialis Barat dan Dinansti Manchu yang juga
dianggap penguasa asing. Munculnya gerakan nasionalisme Cina diawali dengan
terjadinya pemberontakan Tai Ping (1850 – 1864) dan kemudian disusul oleh
pemberontakan Boxer. Gerakan ini ternyata berimbas semangatnya di tanah air
Indonesia.
e.
Gerakan Turki Muda. Gerakan
nasionalisme di Turki pada tahun 1908 dipimpin oleh Mustafa Kemal Pasha.
Gerakannya dinamakan Gerakan Turki Muda. Ia menuntut adanya pembaruan dan
modernisasi di segala sektor kehidupan masyarakatnya. Gerakan Turki Muda
memberikan pengaruh politis bagi pergerakan bangsa Indonesia sebab mengarah
pada pembaruan-pembaruan dan modernisasi.
B. Permasalahan
Hal-hal
yang kiranya dianggap perlu dalam mencapai sebuah tujuan adalah pergerakan
nasional Indonesia dalam mencapai kemerdekaan Indonesia. Dalam makalah ini,
kami akan berusaha membahas atau memaparkan berbagai masalah yang berkaitan
dengan pergerakan nasional Indonesia yang dimulai dengan berdirinya
organisasi-organisasi hingga perjuangan oranisasi tersebut dalam memperjuangkan
kemerdekaan bagi bangsa Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
Perkembangan Pergerakan Nasional
Masa
pergerakan nasional di Indonesia ditandai dengan berdirinya
organisasi-organisasi pergerakan.Masa pergerakan nasional (1908 - 1942), dibagi
dalam tiga tahap berikut.
a) Masa pembentukan (1908 - 1920)
berdiri organisasi seperti Budi Utomo, Sarekat
Islam, dan Indische
Partij.
b) Masa radikal/nonkooperasi (1920 -
1930), berdiri organisasi seperti Partai Komunis Indonesia (PKI), Perhimpunan
Indonesia (PI), dan Partai Nasional Indonesia (PNI).
c) Masa moderat/kooperasi (1930 -
1942), berdiri organisasi seperti Parindra, Partindo, dan Gapi. Di samping itu
juga berdiri organisasi keagamaan, organisasi pemuda, dan organisasi perempuan.
1. Budi Utomo (BU)
Pada tahun
1906 Mas Ngabehi Wahidin Sudirohusodo, merintis mengadakan kampanye menghimpun
dana pelajar (Studie Fund) di kalangan priyayi di Pulau Jawa. Upaya dr. Wahidin
ini bertujuan untuk meningkatkan martabat rakyat dan membantu para pelajar yang
kekurangan dana. Dari kampanye tersebut akhirnya pada tanggal 20 Mei 1908
berdiri organisasi Budi Utomo dengan ketuanya Dr. Sutomo.Organisasi Budi Utomo
artinya usaha mulia.Pada mulanya Budi Utomo bukanlah sebuah partai
politik.Tujuan utamanya adalah kemajuan bagi Hindia Belanda. Hal ini terlihat
dari tujuan yang hendak dicapai yaitu perbaikan pelajaran di sekolah-sekolah,
mendirikan badan wakaf yang mengumpulkan tunjangan untuk kepentingan belanja
anak-anak bersekolah, membuka sekolah pertanian, memajukan teknik dan industri,
menghidupkan kembali seni dan kebudayaan bumi putera, dan menjunjung tinggi cita-cita
kemanusiaan dalam rangka mencapai kehidupan rakyat yang layak.
2. Sarekat Islam (SI)
Pada
mulanya Sarekat Islam adalah sebuah perkumpulan para pedagang yang bernama
Sarekat Dagang Islam (SDI). Pada tahun 1911, SDI didirikan di kota Solo oleh H.
Samanhudi sebagai suatu koperasi pedagang batik Jawa. Garis yang diambil oleh
SDI adalah kooperasi, dengan tujuan memajukan perdagangan Indonesia di bawah
panji-panji Islam.Keanggotaan SDI masih terbatas pada ruang lingkup pedagang,
maka tidak memiliki anggota yang cukup banyak.Oleh karena itu agar memiliki
anggota yang banyak dan luas ruang lingkupnya, maka pada tanggal 18 September
1912, SDI diubah menjadi SI (Sarekat Islam).Organisasi Sarekat Islam (SI)
didirikan oleh beberapa tokoh SDI seperti H.O.S Cokroaminoto, Abdul Muis, dan
H. Agus Salim. Sarekat Islam berkembang pesat karena bermotivasi agama
Islam. Latar belakang ekonomi
berdirinya Sarekat Islam adalah:
a. perlawanan terhadap para pedagang perantara (penyalur) oleh orang Cina,
b. isyarat pada umat Islam bahwa telah tiba waktunya untuk menunjukkan kekuatannya dan
c. membuat front melawan semua penghinaan terhadap rakyat bumi putera.
a. perlawanan terhadap para pedagang perantara (penyalur) oleh orang Cina,
b. isyarat pada umat Islam bahwa telah tiba waktunya untuk menunjukkan kekuatannya dan
c. membuat front melawan semua penghinaan terhadap rakyat bumi putera.
3. Indische Partij (IP)
IP didirikan pada tanggal 25
Desember 1912 di Bandung oleh tokoh Tiga Serangkai, yaitu E.F.E Douwes Dekker,
Dr. Cipto Mangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat. Pendirian IP ini dimaksudkan
untuk mengganti Indische Bond yang merupakan organisasi orang-orang Indo dan
Eropa di Indonesia.Hal ini disebabkan adanya keganjilan-keganjilan yang terjadi
(diskriminasi) khususnya antara keturunan Belanda totok dengan orang Belanda
campuran (Indo). IP sebagai organisasi campuran menginginkan adanya kerja sama
orang Indo dan bumi putera. Hal ini disadari benar karena jumlah orang Indo
sangat sedikit, maka diperlukan kerja sama dengan orang bumi putera agar
kedudukan organisasinya makin bertambah kuat.
Di samping
itu juga disadari betapa pun baiknya usaha yang dibangun oleh orang Indo, tidak
akan mendapat tanggapan rakyat tanpa adanya bantuan orang-orang bumi putera.
Perlu diketahui bahwa E.F.E Douwes Dekker dilahirkan dari keturunan campuran,
ayah Belanda, ibu seorang Indo.Indische Partij merupakan satu-satunya
organisasi pergerakan yang secara terang-terangan bergerak di bidang politik
dan ingin mencapai Indonesia merdeka.Tujuan Indische Partij adalah untuk
membangunkan patriotisme semua indiers terhadap tanah air. IP menggunakan media
majalah Het Tijdschrifc dan surat kabar ‘De Expres’ pimpinan E.F.E Douwes
Dekker sebagai sarana untuk membangkitkan rasa kebangsaan dan cinta tanah air
Indonesia.
Tujuan dari partai ini benar-benar
revolusioner karena mau mendobrak kenyataan politik rasial yang dilakukan
pemerintah kolonial.Tindakan ini terlihat nyata pada tahun 1913. Saat itu
pemerintah Belanda akan mengadakan peringatan 100 tahun bebasnya Belanda dari
tangan Napoleon Bonaparte (Prancis). Perayaan ini direncanakan diperingati juga
oleh pemerintah Hindia Belanda.Adalah suatu yang kurang pas di mana suatu
negara penjajah melakukan upacara peringatan pembebasan dari penjajah pada
suatu bangsa yang dia sebagai penjajahnya.Hal yang ironis ini mendatangkan
cemoohan termasuk dari para pemimpin Indische Partij. R.M. Suwardi Suryaningrat
menulis artikel bernada sarkastis yang berjudul ‘Als ik een Nederlander was’,
Andaikan aku seorang Belanda. Akibat dari tulisan itu R.M. Suwardi Suryaningrat
ditangkap. Menyusul sarkasme dari Dr. Cipto Mangunkusumo yang dimuat dalam De
Express tanggal 26 Juli 1913 yang diberi judul Kracht of Vrees?, berisi tentang
kekhawatiran, kekuatan, dan ketakutan. Dr. Tjipto pun ditangkap, yang membuat
rekan dalam Tiga Serangkai, E.F.E. Douwes Dekker turut mengkritik dalam
tulisannya di De Express tanggal 5 Agustus 1913 yang berjudul Onze Helden:
Tjipto Mangoenkoesoemoen Soewardi Soerjaningrat,
Pahlawan kita: Tjipto
Mangoenkoesoemo dan Soewardi Soerjaningrat. Kecaman-kecaman yang menentang
pemerintah Belanda menyebabkan ketiga tokoh dari Indische Partij ditangkap.Pada
tahun 1913 mereka diasingkan ke Belanda.Namun pada tahun 1914 Cipto
Mangunkusumo dikembalikan ke Indonesia karena sakit.Sedangkan Suwardi
Suryaningrat dan E.F.E. Douwes Dekker baru kembali ke Indonesia pada tahun
1919.Suwardi Suryaningrat terjun dalam dunia pendidikan, dikenal sebagai Ki
Hajar Dewantara, mendirikan perguruan Taman Siswa.E.F.E Douwes Dekker juga
mengabdikan diri dalam dunia pendidikan dan mendirikan yayasan pendidikan
Ksatrian Institute di Sukabumi pada tahun 1940.
4. Perhimpunan Indonesia dan
Manifesto Politik
Pada tahun
1908 di Belanda berdiri sebuah organisasi yang bernama Indische
Vereeniging.Pelopor pembentukan organisasi ini adalah Sutan Kasayangan Soripada
dan RM Noto Suroto. Para mahasiswa lain yang terlibat dalam organisasi ini
adalah R. Pandji Sosrokartono, Gondowinoto, Notodiningrat, Abdul Rivai,
Radjiman Wediodipuro (Wediodiningrat), dan Brentel. Tujuan dibentuknya Indische
Vereeniging adalah untuk memajukan kepentingan bersama dari orang-orang yang
berasal dari Indonesia.Kedatangan tokoh-tokoh Indische Partij seperti Cipto
Mangunkusumo dan Suwardi Suryaningrat, sangat mempengaruhi perkembangan
Indische Vereeniging.Masuk konsep “Hindia Bebas” dari Belanda, dalam
pembentukan negara Hindia yang diperintah oleh rakyatnya sendiri.Perasaan
anti-kolonialisme semakin menonjol setelah ada seruan Presiden Amerika Serikat
Woodrow Wilson tentang kebebasan dalam menentukan nasib sendiri pada
negara-negara terjajah (The Right of Self Determination).Dalam upaya berkiprah
lebih jauh, organisasi ini memiliki media komunikasi yang berupa majalah Hindia
Poetra. Pada rapat umum bulan Januari 1923, Iwa Kusumasumantri sebagai ketua
baru memberi penjelasan bahwa organisasi yang sudah dibenahi ini mempunyai tiga
asas pokok yang disebut juga Manifesto Politik, yaitu:
a.
Indonesia ingin menentukan nasib
sendiri,
b. Agar dapat menentukan nasib sendiri,
bangsa Indonesia harus mengandalkan kekuatan dan kemampuan sendiri, dan
c.
Dengan tujuan melawan Belanda bangsa
Indonesia harus bersatu.
Kegiatan Indische Vereeniging
semakin tegas dan radikal, dan telah berkembang ke arah politik. Sejalan dengan
semakin meluasnya pemakaian nama Indonesische, dirasa perlu untuk mengubah nama
organisasi menjadi Indonesische Vereeniging pada tahun 1924. Majalah Hindia
Poetra pun ikut berubah nama menjadi Indonesia Merdeka. Melalui rapat pada
tanggal 3 Februari 1925 akhirnya Indonesische Vereeniging diganti menjadi
Perhimpunan Indonesia (PI).Semboyan “Indonesia Merdeka” sudah menjadi slogan
meskipun mengatakannya dengan Bahasa Belanda.Melalui media “Indonesia Merdeka”
dan kegiatan internasional, dunia internasional mengetahui aktivitas perjuangan
para pemuda Indonesia.Berikut ini kegiatan-kegiatan internasional yang diikuti
oleh PI.
5. Partai Komunis Indonesia ( PKI )
Partai
Komunis Indonesia (PKI) secara resmi berdiri pada tanggal 23 Mei
1920.Berdirinya PKI tidak terlepas dari ajaran Marxis yang dibawa oleh
Sneevliet. Ia bersama teman-temannya seperti Brandsteder, H.W Dekker, dan P.
Bergsma, mendirikan Indische Social Democratische Vereeniging (ISDV) di
Semarang pada tanggal 4 Mei 1914. Tokoh-tokoh Indonesia yang bergabung dalam
ISDV antara lain Darsono, Semaun, Alimin, dan lain-lain.PKI terus berupaya
mendapatkan pengaruh dalam masyarakat.Salah satu upaya yang ditempuhnya adalah
melakukan infiltrasi dalam tubuh Sarekat Islam.Infiltrasi dapat dengan mudah dilakukan
karena ada beberapa faktor berikut.
a.
Adanya kemelut dalam tubuh SI, di
mana pemerintah Belanda lebih memberi pengakuan kepada cabang Sarekat Islam
lokal.
b. Adanya disiplin partai dalam
SI, di mana anggota SI yang merangkap anggota ISDV harus keluar dari SI.
Akibatnya SI terpecah menjadi SI Merah dan SI Putih.
Setelah berhasil menyusup dalam
tubuh SI, jumlah anggota PKI semakin besar.PKI berkembang pesat.Berikut ini ada
beberapa faktor yang menyebabkan PKI berkembang pesat.
a.
Propagandanya yang sangat menarik
b. Memiliki pemimpin yang berjiwa
kerakyatan.
c.
Pandai merebut massa rakyat
yang tergabung dalam partai lain
d. Sikapnya yang tegas terhadap
pemerintah kolonial dan kapitalis.
e.
Di kalangan rakyat terdapat
harapan bahwa PKI bisa menggantikan Ratu Adil.
Organisasi PKI makin kuat ketika
pada bulan Februari 1923 Darsono kembali dari Moskow.Ditambah dengan
tokoh-tokoh Alimin dan Musso, maka peranan politik PKI semakin luas.Pada
tanggal 13 November 1926, Partai Komunis Indonesia mengadakan pemberontakan di
Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Pemberontakan ini sangat
sia-sia karena massa sama sekali tidak siap di samping organisasinya masih
kacau. PKI telah mengorbankan ribuan orang yang termakan hasutan untuk ikut
serta dalam pemberontakan. Dampak buruk lainnya yang menimpa para pejuang
pergerakan di tanah air adalah berupa pengekangan dan penindasan yang luar
biasa dari pemerintah Belanda sehingga sama sekali tidak punya ruang gerak.
Walaupun PKI dinyatakan sebagai partai terlarang tetapi secara ilegal mereka
masih melakukan kegiatan politiknya. Semaun, Darsono, dan Alimin meneruskan
propaganda untuk tetap memperjuangkan aksi revolusioner di Indonesia.
6. Partai Nasional
Indonesia ( PNI )
Berdirinya
partai-partai dalam pergerakan nasional banyak berawal dari studie club.Salah
satunya adalah Partai Nasional Indonesia (PNI).Partai Nasional Indonesia (PNI)
yang lahir di Bandung pada tanggal 4 Juli 1927 tidak terlepas dari keberadaan
Algemeene Studie Club.Lahirnya PNI juga dilatarbelakangi oleh situasi sosio
politik yang kompleks.Pemberontakan PKI pada tahun 1926 membangkitkan semangat
untuk menyusun kekuatan baru dalam menghadapi pemerintah kolonial Belanda.
Rapat pendirian partai ini dihadiri Ir. Soekarno, Dr. Cipto Mangunkusumo,
Soedjadi, Mr. Iskaq Tjokrodisuryo, Mr. Budiarto, dan Mr. Soenarjo. Pada awal
berdirinya, PNI berkembang sangat pesat karena didorong oleh faktor-faktor
berikut.
a.
Pergerakan yang ada lemah sehingga
kurang bisa menggerakkan massa.
b. PKI sebagai partai massa telah
dilarang.
c.
Propagandanya menarik dan
mempunyai orator ulung yang bernama Ir. Soekarno (Bung Karno).
Untuk mengobarkan semangat
perjuangan nasional, Bung Karno mengeluarkan Trilogi sebagai pegangan
perjuangan PNI.Trilogi tersebut mencakup kesadaran nasional, kemauan nasional,
dan perbuatan nasional.Tujuan PNI adalah mencapai Indonesia merdeka. Untuk
mencapai tujuan tersebut, PNI menggunakan tiga asas yaitu self help (berjuang
dengan usaha sendiri) dan nonmendiancy, sikapnya terhadap pemerintah juga
antipati dan nonkooperasi. Dasar perjuangannya adalah marhaenisme.Kongres
Partai Nasional Indonesia yang pertama diadakan di Surabaya, tanggal 27 – 30
Mei 1928.Kongres ini menetapkan beberapa hal berikut.
1. Susunan program yang meliputi:
a. bidang politik untuk mencapai Indonesia merdeka,
b. bidang ekonomi dan sosial untuk memajukan pelajaran nasional
a. bidang politik untuk mencapai Indonesia merdeka,
b. bidang ekonomi dan sosial untuk memajukan pelajaran nasional
2. Menetapkan garis perjuangan
yang dianut adalah nonkooperasi
3. Menetapkan garis politik
memperbaiki keadaan politik, ekonomi dan sosial dengan kekuatan sendiri, antara
lain dengan mendirikan sekolah-sekolah, poliklinik-poliklinik, bank nasional,
perkumpulan koperasi, dan sebagainya.
7. Permufakatan
Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI)
PPPKI
dibentuk di Bandung pada tanggal 17 - 18 Desember 1927. Beranggotakan
organisasi-organisasi seperti Partai Sarikat Islam Indonesia ( PSII ), Budi
Utomo, PNI Pasundan, Sumatranen Bond, Kaum Betawi, dan Kaum Studi
Indonesia. Tujuan dibentuknya PPPKI yaitu:
a.
Menghindari perselisihan diantara
anggota-anggotanya
b. Menyatukan organisasi, arah,
serta cara beraksi dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia; dan
c.
mengembangkan persatuan
kebangsaan Indonesia
.
Pembentukan
organisasi PPPKI sebagai ide persatuan sejak awal mengandung benih-benih
kelemahan dan keretakan.Berikut ini ada beberapa faktor yang menyebabkan
keretakan tesebut.
a.
Masing-masing anggota lebih
mementingkan loyalitas pada masing-masing kelompoknya.
b. Kurangnya control pusat tehadap
aktivitas local
c.
Perbedaan gaya perjuangan di antara
organisasi-organisasi PPPKI tersebut.
8. Partai Indonesia (Partindo)
Ketika Ir.
Soekarno yang menjadi tokoh dalam PNI ditangkap pada tahun 1929, maka PNI pecah
menjadi dua yaitu Partindo dan PNI Baru.Partindo didirikan oleh Sartono pada
tahun 1929.Sejak awal berdirinya Partindo memiliki banyak anggota dan terjun
dalam aksi-aksi politik menuju Indonesia Merdeka. Dasar Partindo sama dengan
PNI yaitu nasional. Tujuannya adalah mencapai Indonesia merdeka. Asasnya pun
juga sama yaitu self help dan nonkooperasi. Partindo semakin kuat setelah Ir.
Soekarno bergabung ke dalamnya pada tahun 1932, setelah dibebaskan dari
penjara.Namun, karena kegiatan-kegiatannya yang sangat radikal menyebabkan
pemerintah melakukan pengawasan yang cukup ketat.Karena tidak bisa berkembang,
maka tahun 1936 Partindo bubar.
9. Partai Indonesia Raya (Parindra)
Perjuangan
radikal yang dilakukan oleh PKI, PI, dan PNI mulai berakhir ketika pemerintah
kolonial Belanda melakukan penangkapan terhadap sejumlah tokoh PNI.Di samping
itu pemerintah kolonial di bawah Gubernur Jenderal de Jonge melakukan
pengawasan yang ketat terhadap organisasi-organisasi yang ada pada masa
itu.Melihat kondisi tersebut, para tokoh pergerakan mengubah garis
perjuangannya.Dari yang semula radikal dan nonkooperasi menjadi moderat dan
kooperasi dengan menempatkan wakilnya dalam volksraad.Salah satu organisasi
yang bersifat moderat adalah Partai Indonesia Raya (Parindra). Parindra
didirikan di kota Solo oleh dr. Sutomo pada tanggal 26 Desember 1935. Parindra
merupakan fusi dan Budi Utomo dan Persatuan Bangsa Indonesia (PBI).Tujuan
Parindra adalah mencapai Indonesia Raya.
Asas
politik Parindra adalah insidental, artinya tidak berpegang pada asas kooperasi
maupun nonkooperasi.Sikapnya terhadap pemerintah tergantung pada situasi dan
kondisi yang dihadapi, jadi luwes.Tokoh-tokoh Parindra yang terkenal dalam
membela kepentingan rakyat di volksraad adalah Moh. Husni Thamrin. Parindra
berjuang agar wakil-wakil volksraad semakin bertambah sehingga suara yang
berhubungan dengan upaya mencapai Indonesia merdeka semakin diperhatikan oleh
pemerintah Belanda.Perjuangan Parindra dalam volksraad cukup berhasil, terbukti
pemerintah Belanda mengganti istilah inlandeer menjadi Indonesier.
10. Gerakan Rakyat Indonesia
(Gerindo)
Gerakan
Rakyat Indonesia (Gerindo) didirikan di Jakarta pada tanggal 24 Mei 1937 oleh orang-orang
bekas Partindo. Tokoh-tokohnya antara lain Sartono, Sanusi Pane, dan Moh.
Yamin.Dasar dan tujuannya adalah nasional dan mencapai Indonesia Merdeka.
Gerindo juga menganut asas insidental yang sama dengan Parindra. Tujuan Gerindo
antara lain :
a.
Mencapai Indonesia merdeka
b. Memperkokoh ekonomi Indonesia
c.
Mengangkat kesejahteraan kaum
buruh, dan
d. Memberi bantuan bagi kaum
pengangguran
11. Gabungan Politik Indonesia
(Gapi)
Pada
tanggal 15 Juli 1936, partai-partai politik dengan dipelopori oleh Sutardjo
Kartohadikusumo mengajukan usul atau petisi, yaitu permohonan supaya
diselenggarakan suatu musyawarah antara wakil-wakil Indonesia dan negara
Belanda di mana anggotanya mempunyai hak yang sama. Tujuannya adalah untuk menyusun
suatu rencana pemberian kepada Indonesia suatu pemerintah yang berdiri
sendiri.Namun usul tersebut ditolak oleh pemerintah kolonial Belanda.Adanya
kekecewaan terhadap keputusan pemerintah Belanda tersebut, atas prakarsa
Moh.Husni Thamrin pada tanggal 21 Mei 1939, dibentuklah Gabungan Politik
Indonesia (Gapi).Berikut ini ada beberapa alasan yang mendorong terbentuknya
Gapi.
a.
Kegagalan petisi Sutarjo. Petisi ini
berisi permohonan agar diadakan musyawarah antara wakil-wakil Indonesia dan
Belanda. Tujuannya adalah agar bangsa Indonesia diberi pemerintahan yang
berdiri sendiri
b. Kepentingan internasional
akibat timbulnya fasisme.
c.
Sikap pemerintah yang kurang
memerhatikan kepentingan bangsa Indonesia.
Tujuan
Gapi adalah menuntut pemerintah Belanda agar Indonesia mempunyai parlemen
sendiri, sehingga Gapi mempunyai semboyan Indonesia Berparlemen.Tuntutan
Indonesia Berparlemen terus diperjuangkan dengan gigih. Akhirnya pemerintah
Belanda membentuk komisi yang dikenal dengan nama Komisi Visman karena diketuai
oleh Dr. F.H.Visman. Tugas komisi ini adalah menyelidiki dan mempelajari
perubahan-perubahan ketatanegaraan.Namun, setelah melakukan penelitian, Komisi
Visman mengeluarkan kesimpulan yang mengecewakan bangsa Indonesia.Menurut komisi
tersebut, sebagian besar rakyat Indonesia berkeinginan hidup dalam ikatan
Kerajaan Belanda.Gapi menolak keputusan tersebut, sebab dianggap hanya rekayasa
Belanda dan bertentangan dengan keinginan rakyat Indonesia.
12. Organisasi Keagamaan
Muhammadiyah
adalah organisasi Islam modern yang didirikan di Yogyakarta pada tanggal 18
November 1912 oleh K.H. Ahmad Dahlan.Muhammadiyah berarti umat Muhammad atau
pengikut Muhammad. Dengan nama ini memiliki harapan dapat mencontoh segala
jejak perjuangan dan pengabdian Nabi Muhammad. Tujuan yang ingin dicapai adalah
a.
Memajukan pengajaran berdasarkan
agama islam, dan
b. Memupuk keimanan dan ketaqwaan
para anggotanya.
Dalam rangka mencapai tujuan itu,
Muhammadiyah melakukan beberapa upaya berikut.
a.
Mendirikan sekolah-sekolah (bukan
pondok pesantren) dengan pengajaran agama dan kurikulum yang modern.
b. Mendirikan rumah sakit dengan nama Pusat Kesengsaraan Umum (PKU).
b. Mendirikan rumah sakit dengan nama Pusat Kesengsaraan Umum (PKU).
b. Mendirikan rumah yatim piatu.
c.
Mendirikan perkumpulan
kepanduan Hisbul Wathan.
Dalam
perkembangannya, Muhammadiyah menghadapi tantangan dari golongan Islam
konservatif. Mereka melihat Muhammadiyah begitu terbuka terhadap kebudayaan
Barat sehingga khawatir kemurnian Islam akan dirusakkan. Oleh karena itu para
ulama mendirikan Nahdlatul Ulama pada tahun 1926.Gerakan NU dipelopori oleh
K.H. Hasyim Asy’ari. Gerakan Muhammadiyah banyak mendapat simpati termasuk
pemerintah kolonial Belanda karena perjuangannya tidak bersifat
konfrontatif(menentang).
Disamping
Muhammadiyah, gerakan keagamaan lain yang memiliki andil bagi kemajuan bangsa
antara lain, berikut ini
a.
Jong Islamienten Bond, berdiri
tanggal 1 Januari 1925 di Jakarta.
b. Nahdlatul Ulama (NU), berdiri
pada tanggal 31 Januari 1926 di Surabaya, Jawa Timur
c.
Nahdlatul Wathan, berdiri tahun 1932
di Pacor, Lombok Timur.
13. Organisasi Pemuda dan Wanita
Perkumpulan
pemuda yang pertama berdiri adalah Tri Koro Dharmo.Organisasi ini berdiri pada
tanggal 7 Maret 1915 di Jakarta atas petunjuk Budi Utomo. Diprakarsai oleh dr.
Satiman Wirjosandjojo, Kadarman, dan Sunardi. Mereka mufakat untuk mendirikan
organisasi kepemudaan yang anggotanya berasal dari siswa sekolah menengah di
Jawa dan Madura. Perkumpulan ini diberi nama Tri Koro Dharmo yang berarti tiga
tujuan mulia (sakti, budhi, bakti). Dalam perkembangannya, Tri Koro Dharmo
membuka cabang di Surabaya. Dalam rangka mengefektifkan perjuangan, diterbitkan
sebuah majalah yang juga diberi nama Tri Koro Dharmo. Berikut ini tujuan Tri
Koro Dharmo secara nyata dalam anggaran dasarnya.
a. Ingin menghidupkan persatuan dan
kesatuan, diantara pemuda jawa, sunda, Madura, Bali, dan Lombok
b. Kerja sama dengan semua
organisasi pemuda guna membentuk ke-Indonesia. Keanggotaannya terbatas pada
para pemuda jawa, sunda, Madura, Bali, dan Lombok
Tri Koro Dharmo memiliki asas-asas
seperti berikut.
a. Menimbulkan pertalian antara murid-murid bumi putera pada sekolah dan kursus perguruan kejuruan.
b. Menambah pengetahuan umum bagi anggota-anggotanya.
c. Membangkitkan dan mempertajam bahasa dan budaya Indonesia.
a. Menimbulkan pertalian antara murid-murid bumi putera pada sekolah dan kursus perguruan kejuruan.
b. Menambah pengetahuan umum bagi anggota-anggotanya.
c. Membangkitkan dan mempertajam bahasa dan budaya Indonesia.
Di samping
gerakan para pemuda, kaum wanita juga tidak mau ketinggalan.Pergerakan wanita
dipelopori oleh R.A.Kartini dari Jepara dengan mendirikan Sekolah Kartini.
Perkumpulan wanita yang didirikan sebelum tahun 1920 antara lain Putri Mardika
yang didirikan atas bantuan Budi Utomo. Perkumpulan ini bertujuan untuk
memajukan pengajaran terhadap anak-anak perempuan dengan cara memberi
penerangan dan bantuan dana, mempertinggi sikap yang merdeka, dan melenyapkan
tindakan malu-malu yang melampaui batas.
Perkumpulan
Kautamaan Istri didirikan pada tahun 1913 di Tasikmalaya, lalu pada tahun 1916
di Sumedang, Cianjur, dan tahun 1917 di Ciamis, menyusul di Cicurug tahun
1918.Tokoh Kautamaan Istri yang terkenal adalah Raden Dewi Sartika, seorang
pengajar Kautamaan Istri di tanah Pasundan. Di Yogyakarta pada tahun 1912
didirikan perkumpulan wanita yang benafaskan Islam dengan nama Sopa Tresna,
yang kemudian pada tahun 1914 menjadi bagian wanita dari Muhammadiyah dengan
nama Aisyah. Di Yogyakarta selain Aisyah juga ada perkumpulan wanita yang
bernama Wanito Utomo, yang mulai memasukkan perempuan ke dalam kegiatan dasar
pekerjaan ke arah emansipasi.Di samping R.A.Kartini dan Dewi Sartika, masih
terdapat seorang tokoh wanita yaitu Ibu Maria Walanda Maramis dari Minahasa.
BAB III
PENUTUP
Demikianlah
makalah ini kami buat semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca.Dengan berbagai
tahap dan berkat upaya serta partisipasi dari berbagai pihak yang telah
membantu kami dalam mengerjakan dan menyelesaikan makalah ini kami ucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya.
Bila ada
kesalahan-kesalahan yang kami buat dengan sengaja atau tidak sengaja, kami
mohon maaf yang sebesar-besarnya, dan tidak lupa pula kami membuka diri untuk
menerima saran dan kritik yang membangun sehingga makalah yang kami buat ini
lebih mendekati pada kesempurnaan.
A. Kesimpulan
Dari apa
yang telah dipaparkan oleh penulis, dapat disimpulkan bahwa:
1. Pergerakan nasional Indonesia muncul
akibat kesatuan nasib yang ingin merdeka dan penderitaan rakyat Indonesia
akibat penjajahan Belanda.
2. Organisasi-organisasi pergerakan
nasional muncul karena keinginan untuk memperjuangkan kemerdekaan bagi
Indonesia.
3. Kemerdekaan yang dicapai Indonesia
saat ini tidak lepas dari perjuangan para tokoh ataupun organisasi-orgnisasi
yang meluangkan semua pikiran dan tenaganya demi sebuah kemerdekaan Indonesia.
B. Saran
Bangsa
Indonesia harus bersyukur atas kemerdekaan Indonesia yang dicapai dari proses
yang panjang dan melelahkan. Oleh karena itu sebagai penerus bangsa hendaknya
kita melanjutkan perjuangan atau cita-cita para pejuang dalam pergerakan
nasional demi sebuah kemerdekaan yang sebenarnya.Dan menjadiakan hari esok
sebagai pembuktian lahirnya pemuda-pemuda pergerakan Nasional Indonesia yang
rela berjuang demi bangsa dan Negara. Dan para pemuda di Indonesia harus membuktikan
bahwa bangsa Indonesia dapat bersaing dengan Negara-negara yang lebih maju.