PERLUASAN KEKUASAAN KOLONIAL DI INDONESIA
M A K A L A H
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata pelajara Sejarah
Dissusun Oleh
K E M E N T E R I A N A G A
M A
M A D R A S A H A L I Y A
H N E G E R I
4 M A R T A P U R A
T A H U N P E L A J A R A
N 2 0 1 3 – 2 0 1 4
KATA PENGANTAR
Puji syukur
kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat serta
karunia-Nya kepada penulis sehingga Karya Tulis yang berjudul “ Perluasan Kekuasaan Kolonial di
Indonesia ” ini dapat tersusun.
Dalam menyelesaikan makalah ini penulis mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis
menyampaikan terima kasih banyak kepada mereka.
Penulis menyadari
bahwa karya tulis ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, segala kritik
serta saran yang membangun dari para pembaca akan penulis terima dengan senang
hati sehingga bisa menjadi sebuah pelajaran bagi penulis agar kelak penulis
dapat membuat dengan lebih baik lagi.
Semoga makalah ini memberikan
manfaat bagi masyarakat pada umumnya dan pada khususnya pembaca.
Astambul, 25 Januari
2014
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Di zaman perekonomian Asia yang telah maju, perekonomian
Eropa justru masih tertinggal jauh. Pusat perkembangan ekonomi dan politik
dunia dalam abad ke-14 s/d abad ke-15 adalah dunia Islam, khususnya imperium
Turki Usmani (Ottoman) yang telah menguasai wilayah-wilayah strategis yang
semula dikuasai oleh Romawi-Byzantium. Penguasaan atas
wilayah-wilayah itu sekaligus telah menyekat jalur perdagangan dari Timur ke
Barat yang mengakibatkan barang-barang dagangan dari Timur seperti
rempah-remapah menjadi langka dan harganya melambung tinggi. Meskipun
harganya relatif tinggi ternyata minat masyarakat Eropa waktu itu terhadap
komoditi itu tidak menurun, bahkan cenderung meningkat. Oleh karena itu
maka para penguasa dan pengusaha atau pedagang Eropa berupaya mencari jalan
alternatif ke daerah penghasil komoditi tersebut. Meningkatnya permintaan baik
dari Eropa maupun dari tempat lainnya seperti India secara tidak langsung telah
mendorong para produsen di kepulauan Nusantara, khususnya kepulauan Maluku
untuk memperluas tanaman ekspornya, terutama pala dan cengkeh. Selain
adanya perluasan seperti pala dan cengkeh, juga di beberapa pulau, seperti di
Sumatera dikembangkan pula komoditi lain yang juga sangat diminati orang-orang
Eropa, yaitu lada. Walaupun harganya hanya separuh rempah-rempah, namun waktu itu
lada sudah termasuk komoditi ekspor yang penting dari wilayah Nusantara, bahkan
Asia Tenggara. Menurut beberapa sumber, tanaman ini mulanya merupakan barang
dagangan dari Kerala, pantai Malabar di India barat daya, yang dikenal oleh
orang-orang Arab dan Eropa sebagai “negeri lada”. Sejak kapan lada
dibumidayakan oleh penduduk Sumatera tidak begitu jelas.
B.
Awal
Kolonialisme Bangsa Barat
Di satu pihak jatuhnya Byzantium ke tangan Turki Usmani
telah menyebabkan komoditi dari Asia Timur dan Asia Tenggara di
Eropa langka dan kalaupun ada harganya sangat mahal. Namun di pihak
lainnya peristiwa itu berdampak positif karena telah mendorong
meningkatnya ilmu pengetahuan di dunia Barat. Hal ini karena banyak ahli
budaya-teknologi dari Byzantium yang lari ke Barat berhasil menularkan
pengetahuannya di sana. Di Portugal misalnya, pengetahuan geografis dan
astronominya meningkat semakin baik, sehingga orang-orang Portugis berhasil
menjadi mualim-mualim kapal yang mahir dan tangguh. Kepandaian ini kemudian
dipadukan dengan berkembangnya teknologi perkapalannya mulai dari penemuan
sistem layar segitiga dengan temali-temali persegi, serta kontruksi kapal yang
semakin baik sehingga kapal-kapal mereka lebih mudah digerakkan dan lebih layak
dipakai untuk pelayaran samudra. Demikian pula teknologi persenjataan mereka
berkembang sehingga mampu menciptakan meriam-meriam yang dapat ditempatkan di
atas kapal-kapal mereka. Kapal-kapal perangnya lebih menyerupai panggung meriam
di lautan daripada istana terapung bagi para pemanah atau geladak balista (alat
pelontar) seperti pada kapal-kapal Romawi pada masa Julius Caesar dan
Oktavianus Agustus. Penemuan-penemuan teknologi itulah yang kemudian mendorong
mereka untuk mencari jalur baru ke India (dalam mitos masyarakat Eropa waktu
itu, rempah-rempah berasal dari India, sehingga mereka berlayar ke timur
termasuk ke benua Amerika, adalah untuk mencari India).
Namun perlu dikemukakan di sini, bahwa Portugis berlayar ke
timur bukan semata-mata untuk mencari rempah-rempah, tetapi juga untuk
mencari emas dan sekutu untuk melawan Turki dalam arti melanjutkan “perang
salib”. Pencarian emas dan perak kemudian menjadi penting karena kedua logam
mulia itu dijadikan semacam indikator kesuksesan satu negara, seperti
dikemukakan oleh Antonio Serra bahwa kekayaan itu tiada lain adalah emas dan
perak. Politik ekonomi ini dikenal di Eropa sebagai ekonomi Merkantilis. Paham
ini mulai berkembang sekitar tahun 1500-an dan semakin berkembang
setelah terbit tulisan-tulisan dari para pendukung paham ini,
seperti Jean Colbert dari Perancis dan Thomas Mun dari Inggris.
Atas dorongan Pangeran Henry ‘Si Mualim’, Portugis memulai
usaha pencarian emas dan jalan untuk mengepung lawan yang beragama Islam dengan
menelusuri pantai barat Afrika. Mereka berusaha mencari jalan menuju Asia
(India) guna memotong jalur pelayaran pedagang Islam, sekaligus untuk
memonopoli perdagangan komoditi tersebut.
Pada tahun 1478, Bartolomeu Diaz sampai ke Tanjung Harapan
di ujung selatan Benua Afrika. Kemudian pada tahun 1497 armada pimpinan
Vasco da Gama sampai ke India. Pengalaman di India ini telah menyadarkan
orang-orang Portugis bahwa barang-barang perdagangan mereka tidak dapat
bersaing di pasaran India yang canggih dengan hasil-hasil yang mengalir melalui
jaringan perdagangan Asia. Oleh karena itulasemboyan “God – Gold –
Glory” bagi mereka menjadi relevan, karena tidak ada cara lain untuk menguasai
perdagangan Asia selain melalui peperangan dan menjadikan
daerah-daerah penghasil komoditi itu sebagai koloni.
BAB II
PEMBAHASAN
Dengan
ditutupnya Bandar Konstantinopel oleh Turki Usmani maka hubungan
perdagangan antara Eropa dan Asia terputus. Hal inilah yang mendorong
bangsa-bangsa Barat mencari jalan sendiri ke dunia Timur untuk mendapatkan
rempah-rempah. Melalui penjelajahan samudra, bangsa-bangsa Barat berhasil
menemukan daerah-daerah baru, seperti Amerika, Afrika, dan Asia termasuk
Indonesia. Bangsa Portugis dan Spanyol berhasil mendarat di Indonesia, kemudian
disusul bangsa-bangsa Barat lain, seperti Belanda. Kedatangan Belanda yang
semula berdagang dengan membentuk kongsi dagang (VOC) kemudian berhasrat untuk
menguasainya. VOC menerapkan monopoli perdagangan dan penetrasi politik. Itulah
sebabnya kedatangan VOC di berbagai daerah di Nusantara selalu mendapatkan
perlawanan. Berawal dari kongsi dagang inilah, akhirnya seluruh daerah di
Nusantara jatuh ke tangan kekuasaan Belanda.
A. Masuknya Kekuatan Asing Di Nusantara
Melalui Kongsi Perdagangan
Pada permulaan
abad Perte-Eksplorasi ngahan, orang-orang Eropa sudah mengenal hasil bumi
dari dunia Faktor-faktor yang mendorong bangsa Timur, terutama rempah-rempah
bangsa Barat pergi ke dunia Timur, antara lain sebagai berikut.
1. Dikuasainya rute dan pusat-pusat
Konstantinopel ke tangan Turki perdagangan di Timur Tengah oleh Usmani (1453)
mengakibatkan orang-orang Islam memutuskan hubungan perdagangan antara Eropa
dan Asia.
2. Adanya kemajuan di bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi, yaitu dengan Asia Barat (Timur Tengah) ditemukan
peta dan kompas yang sangat terputus. Hal ini mendorong kemajuan penting bagi
pelayaran orang Eropa.
3. Adanya keinginan untuk mendapatkan
dunia Timur untuk mendapatkan rempah-rempah dari daerah asal sehingga
rempah-rempah yang sangat mereka harganya lebih murah dan dapat memperoleh
keuntungan yang sebesar-besarnya.
4. Adanya keinginan untuk melanjutkan
samudra, akhirnya bangsa-bangsa Perang Salib dan menyebarkan agama Barat
berhasil mencapai Indonesia, dan menyebarkan Nasrani ke daerah-daerah yang
dikunjungi.
5. Adanya jiwa petualangan sehingga
menggugah semangat untuk melakukan Indonesia pada mulanya lewat kongsi
penjelajahan samudra. Kongsi-kongsi perdagangan tersebut berusaha untuk
menguasai perdagangan rempah-rempah di Indonesia melalui praktik monopoli.
a. Masuknya
Bangsa Portugis ke Indonesia
Bangsa Portugis
telah berhasil mencapai India (Kalikut) 1498. Bangsa Portugis berhasil
mendirikan kantor dagangnya di Gowa pada tahun 1509. Pada tahun 1511 di bawah
pimpinan d’Albuquerque Portugis berhasil menguasai Malaka. Dari Malaka di bawah
pimpinan d’Abreu tahun 1512 Portugis telah sampai di Maluku dan diterima baik
oleh Sultan Ternate yang pada waktu itu sedang bermusuhan dengan Tidore.
Portugis berhasil mendirikan benteng dan mendapatkan hak monopoli perdagangan rempah-rempah.
Selain mengadakan monopoli perdagangan rempah-rempah di Maluku, Portugis juga
aktif menyebarkan agama Kristen (Katolik) dengan tokohnya yang terkenal ialah
Franciscus Xaverius. Portugis tidak hanya memusatkan kegiatannya di Indonesia
bagian timur (Maluku), tetapi juga ke Indonesia bagian barat (Pajajaran). Pada
tahun 1522 Portugis datang ke Pajajaran di bawah pimpinan Henry Leme dan
disambut baik oleh Pajajaran dengan maksud agar Portugis mau membantu dalam
menghadapi ekspansi Demak. Terjadilah Perjanjian Sunda Kelapa (1522) antara
Portugis dan Pajajaran, yang isinya sebagai berikut.
1. Portugis diijinkan mendirikan
benteng di Sunda Kelapa.
2. Pajajaran akan menerima
barang-barang yang dibutuhkan dari Portugis termasuk senjata.
3. Portugis akan memperoleh lada dari
pajajaran menurut kebutuhannya.
Awal tahun 1527
Portugis datang lagi ke Pajajaran untuk merealisasi Perjanjian Sunda Kelapa,
namun disambut dengan pertempuran oleh pasukan Demak di bawah pimpinan
Fatahilah. Pertempuran berakhir dan namanya diganti menjadi Jayakarta, artinya
pekerjaan yang jaya (menang).
b. Masuknya bangsa Spanyol ke Indonesia
Kedatangan
bangsa Portugis sampai di Indonesia (Maluku) segera diikuti oleh bangsa
Spanyol. Ekspedisi bangsa Spanyol di bawah pimpinan Magelhaen, pada tanggal 7
April 1521 telah sampai di Pulau Cebu. Rombongan Magelhaen diterima baik oleh
Raja Cebu sebab pada waktu itu Cebu sedang bermusuhan dengan Mactan.
Persekutuan dengan Cebu ini harus dibayar mahal Spanyol sebab dalam peperangan
ini Magelhaen terbunuh. Dengan meninggalnya Magelhaen, ekspedisi bangsa Spanyol
di bawah pimpinan Sebastian del Cano melanjutkan usahanya untuk menemukan
daerah asal rempah-rempah. Dengan melewati Kepulauan Cagayan dan Mindanao
akhirnya sampai di Maluku (1521). Kedatangan bangsa Spanyol ini diterima baik
oleh Sultan Tidore yang saat itu sedang bermusuhan dengan Portugis. Sebaliknya,
kedatangan Spanyol di Maluku bagi Portugis merupakan pelanggaran atas “hak
monopoli”. Oleh karena itu, timbullah persaingan antara Portugis dan Spanyol.
Sebelum terjadi perang besar, akhirnya diadakan Perjanjian Saragosa (22 April
1529) yang isinya sebagai berikut.
1. Spanyol harus meninggalkan Maluku,
dan memusatkan kegiatannya di Filipina.
2. Portugis tetap melakukan aktivitas
perdagangan di Maluku.
c. Masuknya bangsa Belanda ke Indonesia
Sebelum datang
ke Indonesia, para pedagang Belanda membeli rempah-rempah di Lisabon (ibu kota
Portugis). Pada waktu itu Belanda masih berada di bawah penjajahan Spanyol.
Mulai tahun 1585, Belanda tidak lagi mengambil rempah-rempah dari Lisabon
karena Portugis dikuasai oleh Spanyol. Dengan putusnya hubungan perdagangan
rempah-rempah antara Belanda dan Spanyol mendorong bangsa Belanda untuk
mengadakan penjelajahan samudra. Pada bulan April 1595, Belanda memulai
pelayaran menuju Nusantara dengan empat buah kapal di bawah pimpinan Cornelis
de Houtman. Dalam pelayarannya menuju ke timur, Belanda menempuh rute Pantai
Barat Afrika–Tanjung Harapan–Samudra Hindia–Selat Sunda–Banten. Pada saat itu
Banten berada di bawah pemerintahan Maulana Muhammad (1580–1605). Kedatangan
rombongan Cornelis de Houtman, pada mulanya diterima baik oleh masyarakat
Banten dan juga diizinkan untuk berdagang di Banten. Rombongan kedua dari
Negeri Belanda di bawah pimpinan Jacob van Neck dan Van Waerwyck, dengan
delapan buah kapalnya tiba di Banten pada bulan November 1598. Pada saat itu
hubungan Banten dengan Portugis sedang memburuk sehingga kedatangan bangsa
Belanda diterima dengan baik. Sikap Belanda sendiri juga sangat hati-hati dan
pandai mengambil hati para penguasa Banten. Lalu belanda membentuk VOC, dengan
sebagai berikut.
1. Untuk menghindari persaingan yang
tidak sehat antara sesama pedagang ke Negeri Belanda.
2. Untuk memperkuat posisi Belanda dalam
menuju ke Maluku.
3. Menghadapi persaingan, baik dengan
Keberhasilan rombongan sesama bangsa Eropa, maupun dengan Van Neck dalam
perdagangan bangsa-bangsa Asia.
4. Untuk mendapatkan monopoli perdangan
rempah-rempah, mendorong pergangan, baik impor maupun ekspor. orang-orang
Belanda yang lain untuk datang ke Indonesia.
Akibatnya
terjadi persaingan di antara pedagang-pedagang Belanda sendiri Setiap kongsi
bersaing secara ketat. Di samping itu, mereka juga harus menghadapi persaingan
dengan Portugis, Spanyol, dan Inggris. Melihat gelagat yang demikian, Olden
Barneveld menyarankan untuk membentuk perserikatan dagang yang mengurusi
perdagangan di Hindia Timur. Pada tahun 1602 secara resmi terbentuklah
Vereenigde Oost Indiesche Compagnie (VOC) atau Perserikatan Dagang Hindia
Timur. VOC membuka kantor dagangnya yang pertama di di Banten (1602) di kepalai
oleh Francois Wittert.
d. Masuknya bangsa Inggris ke Indonesia
Sir James Lancaster merupakan
orang pertama yang memimpin armada pelayaran Inggris dan tiba di Aceh pada 1602
dan langsung melanjutkan pelayaran ke Banten.
Selanjutnya Sir Henry Middleton
pada tahun1604 berhasil mencapai Ternate, Tidore, Ambon, dan Banda. Di Maluku,
Inggris mendapat persaingan dari Portugis dalam usaha mendapatkan rempah-rempah.
Inggris akhirnya melanjutkan perjalanan ke Kalimantan Barat, Makasar,
Jayakarta, Jepara, aceh, Pariaman, dan Jambi.
Raffles berkuasa dari tahun
1811-1814 setelah pada tahun 1811, Inggris menyerang wilayah-wilayah yang
dikuasai Belanda di Jawa. Hal ini berhasil membuat Belanda menyerah tanpa
syarat dan memberikan wilayah kekuasaan kepada pemerintah Inggris.
Kekuasaan Inggris di Indonesia
diwakili oleh Maskapai Hindia Timur (The East India Company) disingkat EIC yang
berpusat di Calcutta, India. EIC mendapat hak Oktrooi dari Ratu Elizabeth I.
Saat Gubernur Jenderal Lord Minto menjadi pemimpin EIC, dia mengangkat Thomas Stamford
Raffles sebagai Gubernur Jenderal di Hindia Belanda.
Selama Raffles berkuasa ia
menerapkan berbagai kebijakan diantaranya:
1. Membagi wilayah Pulau Jawa menjadi 16 daerah Karisedenan. Tujuannya untuk
mempermudah pengaturan dan pengawasan terhadap Pulau Jawa.
2. Membentuk sistem pemerintahan
dan pengadilan dengan merujuk kepada sistem di Inggris.
3. Mengeruk
keuntungan sebesar-besarnya bagi kemakmuran Inggris dengan menerapkan sistem
pemiliki atas tanah dan memberlakukan sewa tanah (Stelsel Tanah)
Karena tindakan-tindakan Raffles selama berkuasa kurang memperhatikan
kekuasaan pemerintah lokal maka dia mendapat pertentangan dari para penguasa
lokal di Indonesia.
Selama di Indonesia berhasil menulis buku yang berjudulHistory of Java berisi
sejarah budaya indonesia. Namanya diabadikan sebagai nama bunga bangkai di
Bengkulu “Rafflesia Arnoldi”
Kekuasaan Raffles berakhir pada 1814 setelah terjadi Konvensi London
antara Inggris dan Belanda. Isinya “Inggris harus mengembalikan semua wilayah
jajahan Belanda yang telah dikuasainya.
Inggris menyerahkan kekuasaan pada Belanda tahun 1816.B. Perluasan
Kolonialisme dan Imperialisme Barat.
a. Kolonialisme
Kolonialisme
berasal dari kata “colonus” yang artinya petani. Istilah ini diberikan pada
para petani Yunani yang pindah dari negerinya yang tandus dan pindah ke daerah
lain yang lebih subur. Para colonus tetap menjalin hubungan dengan negara
asalnya, tapi oleh negara asal(induk) daerah tadi dianggap sebagai bagian dari
negara induk dan harus tunduk pada negara asal (mother land). Dari sinilah
muncul awal penjajahan (imperialisme).
Jadi
kolonialisme adalah suatu sistem pemukiman warga suatu negara di luar wilayah
induknya atau negara asalnya. Biasanya daerah koloni terletak di seberang
lautan dan kemudian dijadikan bagian wilayah mereka.
b. Imperialisme
Berasal dari
kata latin “imperare” yang artinya menguasai.Orang yang menguasai disebut
imperator yang berarti raja atau penguasa. Imperium adalah daerah yang dikuasai
imperator. Imperator menguasai bangsa yang mendiami wilayah imperium dengan
alasan agar mereka merasa lebih aman atau lebih sejahtera. Jadi imperialisme
adalah suatu sistem penjajahan langsung dari suatu negara terhadap negara lain.
Penjajahan dilakukan dengan jalan membentuk pemerintahan jajahan atau dengan
menanamkan pengaruh dalam semua bidang kehidupan daerah yang dijajah.
Walaupun kolonialisme dan imperialisme berasal dari kata dan pengertian yang berbeda namun dalam prakteknya berarti satu yaitu penjajahan oleh bangsa satu terhadap bangsa lain. Kolonialisme lebih diartikan pada proses pembentukan atau penguasaan wilayah, sedangkan imperialisme lebih diartikan pada praktek penjajahannya.
Macam-macam imperialism, pada umumnya imperialisme dapat dibedakan menjadi 2 macam dengan perbedaan sebagai berikut :
Walaupun kolonialisme dan imperialisme berasal dari kata dan pengertian yang berbeda namun dalam prakteknya berarti satu yaitu penjajahan oleh bangsa satu terhadap bangsa lain. Kolonialisme lebih diartikan pada proses pembentukan atau penguasaan wilayah, sedangkan imperialisme lebih diartikan pada praktek penjajahannya.
Macam-macam imperialism, pada umumnya imperialisme dapat dibedakan menjadi 2 macam dengan perbedaan sebagai berikut :
1. Pembeda, Imperialisme kuno
Imperialisme modern.
2. Waktu, terjadi sebelum revolusi
industri (abad 18) Terjadi setelah revolusi industry.
3. Tujuan, Glory (mencari kejayaan)
Gold (mencari kekayaan) Gospel (menyebarkan agama kristen) Mencari daerah baru
untuk :
a. tempat mencari bahan mentah/baku industry
b. pemasaran
hasil indutri
c. tempat penanaman modal
BAB
III
AKIBAT
PERLUASAN KOLONIALISME DAN IMPERIALISME
DI INDONESIA
Masuknya
kekuasaan bangsa Asing di Indonesia telah menyebabkan perubahan tatanan
politik, sosial, ekonomi dan budaya bagi bangsa Indonesia sebagai berikut:
A. Politik
Baik Daendels
maupun Raffles telah meletakkan dasar pemerintahan modern. Para Bupati
dijadikan pegawai negeri dan diberi gaji, padahal menurut adat, kedudukan
bupati adalah turun temurun dan mendapat upeti dari rakyat. Bupati telah
menjadi alat kekuasaan pemerintah kolonial. Belanda dan Inggris juga melakukan
intervensi terhadap persoalan kerajaan, misalnya soal pergantian tahta kerajaan
sehingga imperialis mendominasi politik di Indonesia. Akibatnya peranan elite
kerajaan berkurang dalam bidang politik, bahkan kekuasaan pribumi mulai runtuh.
B. Sosial
Ekonomi
Eksploitasi ekonomi
yang dilakukan bangsa Barat membawa berbagai dampak bagi bangsa Indonesia.
Munculnya monopoli dagang VOC menyebabkan mundurnya perdagangan nusantara di
panggung perdagangan internasional. Peranan syahbandar digantikan oleh para
pejabat Belanda Kebijakan tanam paksa sampai sistem ekonomi liberal menjadikan
Indonesia sebagai penghasil bahan mentah. Eksportirnya dilakukan oleh bangsa
Belanda, pedagang perantara dipegang oleh orang timur asing terutama bangsa
Cina dan bangsa Indoensia hanya menjadi pengecer, sehingga tidak memiliki jiwa
wiraswasta jenis tanaman baru serta cara memeliharanya. Dengan dilaksanakannya
politik pintu terbuka, maka:
1. pengusaha
pribumi yang modalnya kecil kalah bersaing sehingga gulung tikar.
2. Perkebunan di Jawa berkembang
sedangkan di Sumatra kesulitan tenaga kerja sehingga dilakukan program
transmigrasi.
3. untuk mendukung program penanaman
modal Barat di Indonesia pemerintah Belanda membangun : Irigasi, waduk, jalan
raya, jalan kereta api dan pelabuhan. Untuk pembangunan tersebut digunakan
tenaga secara paksa dengan sistem rodi (kerja paksa).
4. Dengan memperkenalkan sistem sewa
tanah, terjadi pergeseran dari sistem ekonomi barang ke sistem ekonomi uang
yang juga menyebar di kalangan petani.
5. Daerah Indonesia terisolasi di laut
sehingga kehidupan berkembang ke pedalaman.
6. Kemunduran perdagangan di laut
secara tak langsung menimbulkan budaya feodalisme di pedalaman. Dengan
feodalisme rakyat pribumi dipaksa untuk tunduk/patuh pada tuan tanah
Barat/Timur Asing. Sehingga kehidupan penduduk Indonesia megalami kemerosotan.
makalah nya ckup mbantu gan.
BalasHapus